Upaya pengelolaan air hujan untuk pemenuhan kebutuhan air baku terus diserukan oleh penggiat dan penggerak gerakan memanen air hujan Indonesia.
Para penggiat gerakan memanen air hujan Indonesia yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, komunitas, institusi pemerintah, swasta, serta masyarakat umum, termasuk akademisi UGM ini mendeklarasikan diri akan melakukan upaya dengan sekuat tenaga untuk mengelola air hujan. Air hujan dimanfaatkan secara maksimal guna memenuhi kebutuhan air baku, mengurangi banjir, mengurangi kekeringan, dan meningkatkan kualitas lingkungan serta kualitas hidup masyarakat.
Hal tersebut merupakan salah satu poin utama yang disampaikan dalam Deklarasi Gerakan Memanen Air Hujan Indonesia yang berlangsung Selasa (28/11) di Sekolah Vokasi UGM.
Ketua Panitia kegiatan, Dr. Agus Maryono, mengatakan poin penting lain yang disampaikan adalah langkah untuk mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan air hujan untuk bersama-sama menyukseskan gerakan memanen air hujan Indonesia. Hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan sumber daya air saat ini dan masa yang akan datang.
Agus Maryono menyebutkan deklarasi tersebut merupakan bagian dari acara Kongres Memanen Air Hujan Indonesia yang digelar 27-28 November 2018. Kongres menghadirkan seejumlah narasumber dari BNPB, BMKG, Kementrian LHK, dan Kementrian PUPR.
Dalam kesempatan itu, turut disampaikan pemaparan dan demo produk pengelolaan air hujan dalam beberapa panel diskusi. Selain itu, juga workshop action plan 2025 bagi para penggerak Gerakan Memanen Air Hujan Indonesia. (Humas UGM/Ika)
Narasumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sumber Berita: UGM Gelar Deklarasi Gerakan Memanen Air Hujan
Setelah kegiatan tersebut, diadakan inaugurasi bersama panitia penyelenggaraan konferensi memanen air hujan di Ledok Gebang, Yogyakarta.