Saya mendaftar beasiswa magister dalam negeri (DN) menggunakan beasiswa LPDP yang dikelola oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia pada tahun 2016.
Berbeda dari tahun sebelumnya, mulai periode ini, yang telah memilih studi di DN tidak diperkenankan untuk pindah ke LN. Namun yang memilih studi di LN bisa pindah ke DN. Di periode sebelumnya, banyak yang masih menggunakan IELTS 6.0 atau TOEFL 500 untuk mendaftar LPDP dan diterima. Setelah dinyatakan diterima, mereka melakukan upgrading score kemudian mengajukan perpindahan ke LN. Nah, mulai tahun 2016, sudah tidak bisa lagi.
Proses Seleksi Administrasi
Disclaimer: proses seleksi pada tahun 2016 sudah jauh berbeda dengan periode sekarang. Jadi, harap diperhatikan ketentuan terbaru dari LPDP.
Pada proses seleksi administrasi sebenarnya seperti seleksi pada umumnya, yaitu mempersiapkan berkas yang diminta oleh LPDP. Jadi silakan dibaca secara terliti dan detail apa saja yang diperlukan untuk diunggah di sistem beasiswa LPDP agar proses seleksi administrasi berhasil. Bila Anda memerlukan contoh dokumen yang akan diunggah pada proses seleksi ini, bisa unduh pada tautan berikut ini.
Contoh Berkas Seleksi Administrasi LPDP 2016
Well, ini bukan dokumen saya, karena file saya ada di laptop yang telah hilang. Akhirnya saya meminta izin ke Mas Yoga untuk mengunggah dokumen tersebut untuk diakses publik.
BONUS
Berikut adalah contoh berkas-berkas pendaftaran bila Anda menginginkan studi di luar negeri. Ada juga berkas beasiswa DAAD.
Proses Seleksi Substansi
Proses administrasi menurut saya tidak terlalu menantang karena bila Anda yakin dokumen lengkap dan asli (seperti IELTS atau TOEFL), sepertinya Anda bisa lolos untuk melanjutkan ke seleksi berikutnya.
Perlu diingat bahwa proses seleksi tahun berikutnya sudah mulai berbeda. Pada tahun 2016, setelah administrasi selesai, kami langsung ke proses seleksi substansi. Proses seleksi substansi terdiri dari 4 jenis ujian, yaitu pemeriksaan dokumen yang telah Anda unggah, ujian penulisan essay, leaderless group discussion, dan wawancara bersama psikolog dan akademisi.
Pada proses pemeriksaan dokumen, yang perlu dilakukan adalah tenang karena bila Anda tidak melakukan pemalsuan, semua akan berjalan lancar.
Pada ujian essay, Anda akan diberikan waktu tertentu dan menulis essay dengan topik yang telah ditentukan. Anyway, dulu saya menulisnya masih manual tidak computer-based. Tips untuk ujian essay ini adalah kita perlu banyak membaca dan mengikuti tren berita terkini. Bila Anda sudah update berita yang menjadi highlight pada tahun tertentu, Anda tinggal mengembangkan opini Anda seilmiah mungkin. Bagi yang hobi menulis mungkin tahap ini bukan suatu hal yang susah.
Setelah itu, dilakukan leaderless group discussion (LGD) setelah dibagi kelompok diskusinya. Waktu itu LGD diawasi oleh 2 psikolog untuk melakukan asesmen pada kelompok. Dulu, yang saya lakukan adalah tidak terlalu mendominasi jalannya diskusi dan memberikan opini sesuai porsi waktu yang tidak berlebihan. Bawakan argumen Anda setenang mungkin meskipun Anda belum tahu kebenaran opini yang Anda sampaikan. Biasanya, rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat menjadikan kita terlihat yakin tentang apa yang kita sampaikan. Just my case. Mungkin akan berbeda di diskusi kelompok lain.
Proses terakhir seleksi adalah wawancara. Saya kebetulan mendapatkan urutan terakhir. Jadi, sudah sekitar jam 17.30 hampir mau maghrib dan saya memasukin ruangan wawancara. Ada 2 akademisi dan 1 psikolog seingat saya. Tiap orang akan mendapatkan pertanyaan yang berbeda-beda. Waktu itu, saya hanya ditanya kehidupan pribadi, mengapa bisa mendapatkan IPK 4, mengapa memilih di DN, dan seterusnya. Saya tidak mendapatkan bagian pertanyaan research plan secara detail di mana banyak rekan saya yang mendapatkan pertanyaan tersebut.
Seluruh rangkaian seleksi saya hanya 1 hari. Anyway, dulu berbeda-beda ya tahap seleksinya. Dari 4 tahap itu ada yang bisa selesai 1 hari, ada yang 2 hari, bahkan ada yang 3 hari. Saya menyelesaikan wawancara pas azan maghrib. Akhirnya saya memutuskan pulang dari Yogyakarta (yes, saya ujian di sini) ke Solo (waktu itu saya masih domisili Solo) setelah menunaikan Maghrib di gedung ujian.
Pengumuman
Pengumuman akhir waktu itu saya masih ingat sekali ketika Ramadan tahun 2016. Waktu itu saya sedang menunggu buka puasa di Masjid Assegaf Solo. Dan setelah itu, mulailah saya bergabung ke grup telegram membahas masalah Persiapan Keberangkatan (PK) LPDP.