Permasalahan danau di Indonesia merupakan masalah sejak lama, namun belum bisa terselesaikan dengan baik. Depok memiliki sekitar 250 setu dan fungsi hidrologis dari setu tersebut bisa berfungsi dengan baik bila danau atau setu tersebut dikonservasi. Paradigma masyarakat terhadap badan air seperti sungai dan danau adalah membuat tempat tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Pada akhirnya, danau berbau busuk dan menjadi sarang penyakit. Ujungnya, masyarakat lebih memilih mengurug danau tersebut untuk meningkatkan land value.
Untuk bisa memprediksi keadaan danau dengan beragam kondisi, diperlukan suatu simulator yang dapat menunjukkan keadaan danau di masa sekarang dan masa mendatang. Penelitian yang ada saat ini kebanyakan adalah menunjukkan keadaan danau pada masa waktu tertentu. Penelitian mengenai simulasi masih sangat sedikit. Rian Mantasa mencoba untuk melakukan pengembangan model dua dimensi untuk simulasi hidrodinamis dan kualitas air di danau Agathis, Universitas Indonesia.
UI sebagai institusi pendidikan ingin menjadi pelopor bagaimana mengelola danau sehat di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian telah banyak dikembangkan agar kualitas danau UI menjadi danau yang sehat. Salah satu penelitiannya dilakukan oleh Rian Mantasa di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia, Herr Soeryantono dan Dwinanti Rika Marthanty. Sebagai studi awalan/review mengenai metode penelitian yang akan dikerjakan, Rian Mantasa membuat paper yang dipresentasikan di The 4th International Conference on Environment and Bio-Engineering yang diselenggarakan di Universitas Meiji, Tokyo, Jepang. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari dari tanggal 18-20 Januari 2018.
Ada beberapa perwakilan Universitas Indonesia pada konferensi tersebut, salah satunya adalah Rian Mantasa. Rian Mantasa memaparkan latar belakang permasalahan, studi yang pernah dilakukan dalam pengelolaan danau yang sehat, program yang pernah digunakan penelitian sebelumnya, dan mereview gap penelitian dan rencana pengembangan simulatornya.